Minggu, 10 Mei 2009

Mencintaimu

Aku mempunyai kebiasaan baru: memindahkan kiriman potongan-potongan perasaanmu dalam ponselku ke dalam buku harian, sebelum aku menghapusnya, menyiapkan lahan baru, untuk kau tanami bibit-bibit yang lebih menyegarkan dan memekarkan hidupku.

Bagiku orang baik adalah orang yang sanggup menghargai jerih perih, susah payah pengorbanan orang lain. Sms-sms yang kau kirimkan untukku adalah serpihan, potongan, cuilan atau bahkan keseluruhanmu. Sms-smsmu singgah di kursi ruang tamu messagingku melalui berbagai rintangan dan rentangan waktu. Huruf-huruf yang kau susun menjadi belati atau pelangi berjalan di udara melawan deru debu, serabut kabut, angin ribut, panas matahari dan hujan badai. Sms-smsmu sampai ke handphonku dengan tubuh melepuh peluh, rambut kusut, wajah pucat, bahkan mungkin demam, karena panas dan hujan. Karena itulah aku menuliskan kembali sms-smsmu, untuk menghargai dan mengenang genangan kata-katamu, mungkin dengan cara ini aku lebih mencintaimu.  

Masih hangatkah ingatanmu dengan serpihan-serpihan perasaan, yang kau kirimkan padaku, bagai ribuan ababil melemparkan kerikil ke dahi-dahi prajurit Abraham yang degil, dan jiwaku berdarah, membuatku gelisah dan gairah?:

Mencintaimu adalah mencintai waktu, tak pernah membeku, selalu melaju.
Mencintaimu adalah mencintai puisi, tak memberi keyakinan, selalu meragu.
Mencintaimu adalah mencintai sungai, tak lelah mengalirkan air, tak kenal akhir.
Mencintaimu adalah mencintai bumi, memberi arti pada dedaun gugur mati.
Mencintaimu adalah mencintai hujan, menumbuhkan tunas, reranting yang meranggas.

***
Di licin kulit hijau tubuhmu 
Aku terpeleset jatuh
Dan kau menawarkan obat sembuh 
Kepada lukaku yang selalu kambuh.

***

Embun jatuh dari dedaun subuh
Menyentuh dahan tubuhmu
Menjadi rerimbun hujan
Di kemarau kata-kataku.

***
Tanganku berhutang budi kepada matamu
Cahaya matamu menuntun tanganku
Menata kata-kata sederhana 
Menjadi puisi dan cerita.

***
Apa guna hawa turun di bumi
Tiada lain untuk berbagi sepi
Kenapa adam diciptakan dari sari bumi
Tiada lain untuk pengingat jati diri.

***
Jangan melihat duri di diri mawar
Nikmatilah semerbak wangi yang memekar.
Begitu juga dengan diriku
Jangan kau benci kerdilku, tapi cintai andilku untukmu.

***
Jika sayapmu patah
Jangan menyerah
Kau masih punya paruh
Dan kaki yang kukuh.

***
Jika sayapmu terbakar
Jangan senyap terkapar
Kau masih punya bulu
Dan kuku setajam sembilu.

***
Jangan teteskan airmata
Jika hutan dilahap kobar api
Tangan angin menggoyang awan
Rerumputan hujan kan bersemi.

***
Alangkah indah harapan
Ia adalah langit cerah
Penabuh kaki melangkah
Meski jalan dilingkupi awan.

***
Alangkah indah harapan
Ia adalah peta jelajah
Meraih tujuan
Bagi sayap patah.

***
Ada apa batu di tengah jalan
Ada hambatan dan lompatan
Hambatan bagi yang kering perjuangan
Lompatan bagi yang basah harapan.

***
Hidup adalah perjalanan meniti takdir
Mengukir sejarah atau tersingkir.
Hidup adalah pencarian akhir
Mengalir atau tergelincir bebutir pasir.

***
Tahukah kau arti rindu
Rindu itu racun pembunuh
Kala kau memimumnya
Kau tak mati, tapi hidup abadi.

***
Rinduku padamu 
Laksana bunga kurma
Rela tercekik percik terik matahari
Untuk memetik buah jumpa yang abadi.
***
Cantik sebenarnya
Adalah kau berkata: "aku dicipta sempurna"
Jelek sebenarnya
Adalah kau berkata: "ada yang kurang dari penciptaanku".

***
Cantik bisa jadi luka
Jika dijajakan kepada siapa saja
Cantik bisa jadi laku
Jika dijaga dari rayu kumbang penjalang madu. 

***
Apa yang berharga dari hidup ini
Jika tak sudi memberi
Apa yang berharga dari cinta ini
Jika dilunta-lunta sepi.

***
Ucapkan selamat tidur kepada matamu
Doa dan mimpiku akan menjagamu.
Tancapkan akar cintamu dalam bumi
Matahariku akan menyinari.

***

Di hitam rambutmu burung-burung bersarang
Dan aku memintal bantal mengarungi petang.
Di legam bola matamu kelelawar berkeliaran
Dan aku menambal robekan-robekan perjalanan.

***

Malam bukan untuk dikutuki
Selepas subuh tumbuh embun di tangkai pagi.
Siang bukan untuk dibanggakan
Selepas jejak kumuh peluh berlumuran.  

2 komentar: